KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara
proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan
strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjag, melalui
pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan
pengorganisasian masyarakat.
Giarci (2001) memandang pemberdayaan masyarakat
sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada
berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi
dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan
untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya.
Menurut Sumodiningrat (Ambar, 2004:78) menyampaikan:
Pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas
Indonesia dari pada Barat. Di Barat tersebut diterjemahkan sebagai empowerment,
dan istilah itu benar tetapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah
memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam khasanah
barat lebih bermakna “pemberian kekuasaan” dari pada “pemberdayaan”
itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam
memamfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia dilingkungannya agar dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya
sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian
masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang kuat dalam
berpartisipasi dalam proses pemberdayaan.
Pemberdayaan
masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memulihkan atau
meningkatkan kemampuan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan
harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung
jawabnya selaku anggota masyarakat. Pada Pemberdayaan pendekatan proses
lebih memungkinkan pelaksanaan pembangunan yang memanusiakan manusia.
Dalam pandangan ini pelibatan masyarakat dalam pembangunan lebih mengarah
kepada bentuk partisipasi, bukan dalam bentuk mobilisasi. Partisipasi
masyarakat dalam perumusan program membuat masyarakat tidak semata-mata
berkedudukan sebagai konsumen program, tetapi juga sebagai produsen
karena telah ikut serta terlibat dalam proses pembuatan dan perumusannya,
sehingga masyarakat merasa ikut memiliki program tersebut dan mempunyai
tanggung jawab bagi keberhasilannya serta memiliki motivasi yang lebih
bagi partisipasi pada tahap-tahap berikutnya. Pendekatan pemberdayaan
masyarakat juga dapat dilakukan sebagai berikut.
•
Pendekatan Mikro, yaitu pemberdayaan terhadap klien
(penerima manfaat) secara individual melalui bimbingan, konseling, intervensi
krisis, dll
•
Pendekatan Mezzo, yaitu pemberdayaan terhadap kelompok
klien melalui pendidikan, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan,
keterampilan, melatih keberanian, dan kemauan untuk memecahkan permasalahan
secara bersama
•
Pendekatan Makro, yaitu pemberdayaan terhadap sistem
lingkungan yang lebih luas.
Pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat, harus dilakukan melalui beberapa kegiatan : pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling). kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empowering). ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. di sinilah
letak titik tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia, setiap anggota
masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat terus dikembangkan.
artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak berdaya, karena kalau
demikian akan mudah punah.
Kegiatan pokok yang dilakukan pada proses pemberdayaan
adalah :
a.
Tahap penyadaran
- Tahap penunjukkan adanya masalah
- Tahap membantu pemecahan masalah
- Tahap menunjukkan akan pentingnya perubahan
- Tahap pengujian dan demonstrasi
Menurut Sumodiningrat (2009:104-106) lebih dalam
menjelaskan bahwa kegiatan pemberdayaan dapat dilakukan melalui pendampingan
sosial. terdapat 5 (lima) kegiatan penting yang dapat dilakukan dalam melakukan
pendampingan sosial, yaitu:
- Motivasi masyarakat khususnya keluarga miskin perlu didorong untuk membentuk kelompok untuk mempermudah dalam hal pengorganisasian dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat. Kemudian memotivasi mereka agar dapat terlibat dalam kegiatan pemberdayaan yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki.
- Peningkatan Kesadaran dan pelatihan kemampuan. Disini peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi, sedangkan untuk masalah keterampilan bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Sementara pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat melalui pengalaman mereka dapat dikombinasikan dengan pengetahuan yang dari luar. Hal-hal seperti ini dapat membantu masyarakat miskin untuk menciptakan sumber penghidupan mereka sendiri dan membantu meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka sendiri.
- Manajemen diri. Setiap kelompok harus mampu memilih atau memiliki pemimpin yang nantinya dapat mengatur kegiatan mereka sendiri seperti melaksanakan pertemuan-pertemuan atau melakukan pencatatan dan pelaporan. Disini pada tahap awal, pendamping membantu mereka untuk mengembangkan sebuah sistem. Kemudian memberikan wewenang kepada mereka untuk melaksanakan dan mengatur sistem tersebut.
- Mobilisasi sumber. Merupakan sebuah metode untuk menghimpun setiap sumber-sumber yang dimiliki oleh individu-individu yang dalam masyarakat melalui tabungan dan sumbangan sukarela dengan tujuan untuk menciptakan modal sosial. hal ini didasari oleh pandangan bahwa setiap orang memiliki sumber daya yang dapat diberikan dan jika sumber-sumber ini dihimpun, maka nantinya akan dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara substansial. Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian, dan penggunaan sumber-sumber ini perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan hal ini dapat menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan.
- Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial disekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.
MODEL – MODEL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
- Pemberdayaan dengan pendekatan politik (versi Paul Freire)
- Pemberdayaan dengan pendekatan ekonomi (versi Schumaker)
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Strategi
pemberdayaan masyarakat Kartasasmita, 1995)
•
Penciptaan iklim utk berkembangnya
potensi masyarakat
•
Penguatan potensi utk menambah kemampuan
masyarakat
•
Perlindungan dan pemihakan atas
kepentingan mereka dari pihak lain yang dapat melemahkan mereka
Dalam strategi pemberdayaan masyarakat, upaya yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat
khususnya masyarakat miskin. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat
ini disebut juga dengan penguatan kapasitas (capacity building). Penguatan
kapasitas ini merupakan suatu proses dalam pemberdayaan masyarakat dengan
meningkatkan atau merubah pola perilaku individu, organisasi, dan sistem yang
ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan
efisien. Melalui penguatan kapasitas ini, maka masyarakat dapat memahami dan
mengoptimalkan potensi yang mereka miliki untuk mencapai tujuan pemberdayaan,
yaitu kesejahteraan hidup masyarakat.
Strategi yang digunakan dalam penguatan kapasitas ini
adalah melalui pendampingan. Jadi, strategi pendampingan sangat efektif dan efisien
dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena dengan adanya pendampingan maka
kapasitas masyarakat dapat dikembangkan atau diberdayakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat dan secara tidak langsung dapat membantu
pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat mengarah pada pembentukan
kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan
kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau
masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi
afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan
dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku.
Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki
masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas
pembangunan.
Tujuan dari suatu pemberdayaan masyarakat adalah
adanya tujuan yang dicapai seperti yang di kemukakan oleh Ambar(2004:80) bahwa
tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk membentuk individu dan masyarakat
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tesebut.
Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi
yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan memikirkan,
memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri
atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan
sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan
demikian untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya
manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dan
sumber daya lainnya yang bersifat fisik-material.
Jadi tujuan dari pemberdayaan masayakat yaitu untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai kemandirian masyarakat yang diperlukan
untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dan
menjadikan masyarakat yang dapat mempergunakan daya kognitif, afektif serta
psikomotorik yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi di
lingkungan internal maupun eksternal masyarakat.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu,
mengerti, faham termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi,
mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani
mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak
sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang
memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan
dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab Slamet
(2003).
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin
dicapai dari pemberdayaan masyarakatadalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang
dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan
sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah
yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Selain itu berikut tujuan khusus
dari pemberdayaan masyarakat :
a. Perbaikan
kelembagaan (kerjasama dan kemitraan antar pemangku kepentingan
b. Perbaikan
pendapatan, stabilitas ekonomi, keamanan, dan politik utk terlaksana
pembangunan berkelanjutan
c. Perbaikan
lingkungan hidup
d. Perbaikan
akses, akses inovasi teknologi, permodalan/kredit, sarana dan prasarana
produksi, dll
e. Perbaikan
sikap tindakan melalui pendidikan
f. Perbaikan
usaha produktif melalui pendidikan, latihan, perbaikan kelembagaan, akses perkreditan
Komentar
Posting Komentar