TEORI PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPER HOMANS



1.         Pengantar
Sebelum mengenal lebih jauh teori pertukaran sosial menurut George Casper Homans ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal lebih jauh apa itu teori pertukaran sosial secara umum. Menurut Ferdian (2011).
“Teori perukaran sosial adalah suatu teori dalam ilmu sosial yang mengemukakan bahwa pada hubungan atau interaksi sosial akan terdapat cost atau harga dan reward atau ganjaran yang akan menimbulkan ketergantungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan sosial tersebut.”
Hal ini dapat kita lihat dalam hubungan sosial kita dalam lingkup pertemanan. Seorang manusia yang memiliki sahabat akan selalu berusaha mambantu sahabatnya jika sahabatnya sedang kesusahan dan begitupun sebaliknya. Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa dalam suatu hubungan sosial ada cost atau harga yang kita bayar berupa pengorbanan dan ada pula reward atau ganjaran yang kita dapat berupa kesetiaan dalam pertemanan.
Pada awalnya George C. Homans tidak memusatkan perhatiannya pada pertukaran sosial dalam melakukan pendekatannya kepada masyarakat karena pada mulanya ia memusatkan perhatian pada “pendekatan fungsionalisme structural”. Pendekatan fungsionalisme structural mempunyai arti yang sangat penting karena mampu memberi masukan terhadap teori sosiologi. Terutama dalam hubungannya dengan struktur, proses dan fungsi kelompok seperti yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “The Human Group”. Menurutnya pendapatnya analisis fungsionalisme struktural mempunyai manfaat untuk menemukan dan memeberikan uaraian. Akan tetapi hal tersebut memeberikan penjelasan. Kemudian, berhubung pendekatan fungsionalisme struktural itu tidak dapat menjelaskan berbagai macam hal, maka menurut pendapatnya dianggap sebagai suatu kegagalan.
Homans lebih memfokuskan teori pertukaran sosial dengan prinsip psikologis dari pada dengan prinsip sosiologis. Menurut Homans inti teori pertukaran itu terletak pada serangkaian proposisi fundamental. Homans mengemukakan bahwa serangkaian proposisi fundamental itu berdasarkan prinsip psikologis. Seperti yang diungkapkan dalam Ritzer (2004:358-359).
Menurut Homans proposisi itu bersifat psikologis karena dua alasan. Pertama “proposisi itu biasanya dinyatakan dan diuji secara empiris oleh orang yang menyebut dirinya sendiri psikolog”. Kedua, dan yang lebih penting, proposisi itu bersifat psikologis karena menerangkan fenomena individu dalam masyarakat: “proposisi itu lebih mengenai perilaku manusia individual daripada kelompok atau masyarakat”.
Meskipun Homans lebih menekankan teori pertukaran sosial berdasarkan prinsip psikologis, namun yang dimaksud Homans bukanlah hubungan sosial antar individu yang terisolasi. Homans ingin memberi kita pemahaman mengenai perilaku sosial dengan prinsip-prinsip psikologis. Homans bersikukuh bahwa akibat dari hubungan sosial itu lebih banyak berasal dari manusia dibandingan dari lingkungan fisik.
Adapun proposisi-proposisi yang dibangun Homans yaitu; proposisi sukses, proposisi pendorong, proposisi nilai, proposisi deprivasi-kejemuan, proposisi persetujuan-agresi, dan proposisi rasionalitas.

2.         Isi
2.1       Biografi George Casper Homans
George Casper Homans (lahir di Boston , Massachusetts , 11 Agustus 1910 dan meninggal di Cambridge, Massachusetts , 29 Mei 1989, usia 78) adalah seorang sosiolog Amerika, pendiri sosiologi perilaku dan teori pertukaran. Homans terkenal karena penelitiannya dalam perilaku sosial dan karya-karyanya, termasuk Human Group, Sosial Behavior: Its Elementary Forms, teori pertukaran dan berbagai proposisi ia ditegakkan untuk lebih menjelaskan perilaku sosial.
Dalam sosiologi dan psikologi sosial , Homans dianggap sebagai salah satu teori sosiologis utama pada periode dari tahun 1950 hingga 1970-an. Homans merupakan salah seorang sosiolog yang sangat menginspirasi, sebagaimana dinyatakan oleh Munandar (2015).
“George Homans melanjutkan pendidikan di St. Paulus di Concord, New Hampshire dari tahun 1923-1928. homans terpilih sebagai doktor muda di sosiologi  Harvard (1934-1939). Selain mengajar sosiologi, ia juga mendapat anugerah guru besar sosiologi. Homans akhirnya pensiun pada tahun 1980.”
Masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan luas konsentrasi dalam bahasa Inggris dan sastra Amerika . Dengan tinggal di lingkungan di mana orang sangat menyadari hubungan sosial, Homans menjadi tertarik pada sosiologi. Dari tahun 1934 sampai 1939 ia adalah seorang Junior Fellow dari Masyarakat terbentuk baru penerima beasiswa di Harvard, melakukan berbagai studi di berbagai bidang, termasuk sosiologi , psikologi dan sejarah.
Pengaruh penting pada sudut pandang Homans adalah Joseph Lawrence Henderson, seorang ahli biokimia dan sosiolog yang percaya bahwa semua ilmu harus didasarkan pada seperangkat terpadu dan metodologis prinsip-prinsip teoritis. Homans, tanpa pekerjaan dan tidak ada hubungannya, menghadiri seminar Henderson di Harvard satu hari dan langsung diambil oleh kuliahnya. Akibatnya, Homans bergabung dengan kelompok diskusi di Harvard disebut Circle Pareto, yang dipimpin oleh Henderson dan terinspirasi oleh karya Vilfredo Pareto. Henderson sering dibahas Vilfredo Pareto di ruang kuliah.Pareto adalah seorang sosiolog yang prihatin dengan distribusi ekonomi. Teman-teori Pareto dan Henderson ceramah dipengaruhi pertama buku Homans, ditulis bersama dengan Circle sesama anggota Charles P. Curtis, yang disebut An Introduction to Pareto.
Pada 1939 ia menjadi anggota Fakultas Harvard, sebuah afiliasi seumur hidup di mana ia mengajar sosiologi maupun sejarah abad pertengahan . Ajaran ini membawa dia di kontak dengan karya-karya baru dalam sosiologi industri dan terkena karya antropolog fungsional. Dia adalah seorang instruktur sosiologi hingga 1941 ketika ia meninggalkan untuk melayani Angkatan Laut Amerika Serikat untuk mendukung perang. Setelah empat tahun lagi, ia kembali ke Boston dan terus mengajar sebagai seorang profesor 1946-1953, dan seorang profesor sosiologi setelah 1953. Ia kemudian menjadi dosen tamu di University of Manchester pada tahun 1953, di Cambridge University 1955-1956, dan di University of Kent pada tahun 1967. Berdasarkan kemudian teoritis tulisannya, menjadi seorang mayor teori dan tahun 1964 terpilih menjadi Presiden Asosiasi Sosiologi Amerika . Ia pensiun mengajar di tahun 1970.

2.2       Teori Pertukaran George Casper Homans
Teori pertukaran Homans dipaparkan untuk menjelaskan perilaku individu-individu dalam kelompok yang berlawanan dengan hanya sekedar menggambarkanya. Banyak ide-ide dasar dalam karyanya menggambarkan serangannya terhadap interpretasi Levi Strauss mengenai kebiasaan-kebiasaan perkawinan dalam masyarakat primitif dan memberikan interpretasi alternatifnya. Homans menolak tipe penjelasan fungsional. Bagi dia memperlihatkan bahwa suatu pola tertentu itu bersifat menguntungkan masyarakat bukan untuk menjelaskan mengapa orang itu menyesuaikan tindakannya dengan pola itu. Homans mengemukakan bahwa pola-pola pertukaran harus dianalisa menurut motif-motif dan perasaan mereka yang terllibat dalam transaksi itu.
Prinsip dasar dari teori pertukaran George Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung – rugi.
Dunia psikologi manusia sangat berhubungan dengan teori pertukaran dari Homans. Lebih tepatnya bahwa Homans melihat akar dari teori pertukaran adalah behaviorisme yang berpengaruh langsung terhadap sosiologi perilaku. Homans mendasarkan teori pertukaran ini dalam berbagai proporsisi yang fundamental. Meski beberapa proporsisinya menerangkan setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun ia dengan sangat hati-hati menunjukan bahwa proporsisi itu berdasarkan  prinsip psikologis.

2.2.1    Proposisi Sukses
Proposisi pertama yang dipaparkan oleh Homans adalah proposisi sukses. Di dalam proposisi sukses dijelaskan hal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan adalah karena adanya hadiah yang didapat akibat dari melakukan tindakan tersebut, sebagaimana dipaparkan dalam Salim (2008:52).
“Proposisi sukses menyatakan bahwa dalam semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang dihargai dengan hadiah, semakin besar kemungkinan orang tersebut melakukan tindakan khusus itu. “
Ada beberapa hal yang ditetapkan oleh Homans terkait dengan proposisi sukses. Pertama, benar pada umumnya apabila seseorang menerima hadiah atas tsuatu tindakan tertentu, maka akan semakin sering orang tersebut melakukan tindakan yang sama. Namun hal tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa batas karena ada saatnya orang tersebut merasa jenuh. Kedua, semakin singkat jarak waktu antara melakukan suatu perilaku dan mendapatkan hadiah, makin besar kemungkinan seseorang mengulangi perilaku tersebut. Sebaliknya, semangit lama jarak waktu antara melakukan perbuatan dan mendapatkan hadiah, semakin kecil kemungkina seseorang mengulangi perilaku tersebut. Ketiga, menurut Homans, pemberian hadiah secara intensif lebih kecil kemungkinan bagi seseorang untuk melakukan suatu pengulangan perbuatan dibanding dengan mendapat hadiah yang teratur. Karena hadiah yang diberikan secara rutin akan menimbulkan kejenuhan bagi individu.
2.2.2    Proposisi Pendorong (The Stimulus Proposition)
Proposisi pendorong adalah proposisi yang menjelaskan apa yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan adalah adalah adanya dorongan dari masa lalu. Seperti yang dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:364).
“Bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, maka makin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.”
Dalam proposisi pendorong Homans memberikan suatu contoh yang sangat sederhana, yaitu: “Pemancing yang melemparkan kailnya ke dalam kolam yang keruh dan berhasil mendapatkan seekor ikan, akan lebih suka memancing di kolam yang keruh kembali” (2004: 364).
Terkait dengan proposisi pendorong Homans memiliki ketertarikan pada proses generalisasi dalam arti kecenderungan memperluas suatu perilaku yang sama. Pendorong disini erat kaitannya dengan kejadian di masa lampau yang akan berdampak pada masa sekarang bilamana situasinya serupa. Oleh sebab itu dorongan untuk melakukan perbuatan yang serupa akan semakin besar.
Maksud dari memperluas suatu perilaku di sini adalah, karena seseorang berhasil memancing ikan dalam kolam yang keruh maka, bisa saja pemancing tersebut mengembangkan cara memancing yang lain. Sehingga, cara memancing pemancing tersebut tidak melulu dengan cara yang sama.

2.2.3    Proposisi Nilai (The Value Proposition)
Proposisi nilai adalah proposisi dalam teori pertukaran sosial Homans yang menjelaskan bahwa suatu tindakan seseorang dapat terjadi karena adanya suatu hadiah yang bernilai bagi orang tersebut. Seperti yang dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:364). Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan itu.
Yang dimaksud oleh Homans di sini adalah, ketika seseorang melakukan suatu perbuatan dan ia mendapatkan reward atau ganjaran yang memiliki nilai tersendiri untuk dirinya maka, semakin besar kemungkinan orang tersebut melakukan suatu tindakan. Namun apabila reward atau ganjaran yang diberikan tidak memiliki nilai tersendiri bagi orang tersebut maka, kecil kemungkinan orang tersebut melakukan perbuatan yang sama.
Dalam proposisi nilai, Homans memperkenalkan konsep hadiah dan hukuman. Hadiah merupakan sesuatu yang dinilai positif; semakin tinggi nilai hadiah, semakin besar pula keinginan seseorang melakukan perbuatan yang diinginkan. Sedangkan hukuman adalah tindakan yang memiliki nilai negatif; semakin tinggi nilai suatu hukuman maka semakin kecil pula kemungkinan seseorang melakukan perbuatan yang tak diinginkan. Homans mendapati bahwa hukuman adalah suatu hal yang tidak efisien guna membujuk seseorang mengubah perilaku mereka sebab manusia bisa bereaksi terhadap hukuman dengan cara yang tidak diinginkan. Sebetulnya jauh lebih baik bila tidak memberikan hadiah apapun terhadap perilaku yang tidak diharapkan, dengan demikian perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat dihentikan. Hadiah akan lebih disukai dan diterima, akan tetapi persediaannya bisa jadi sangat terbatas. Homans memaparkan bahwa teorinya bukanlah merupakan suatu teori hedonitis, karena hadiah yang dia maksud di sini bukan hanya berupa materi, namun bisa juga berupa altruistis (suatu sifat yang mementingkan kepentingan orang lain, misal membantu orang lain yang kesusahan).

2.2.4    Proposisi Deprivasi-Kejemuan (The Deprivation-Satiation Proposition)
Proposisi deprivasi-kejemuan menjelaskan bahwa hadiah-hadiah yang diterima oleh seseorang dalam melakukan tindakan, akan berkurang nilai keberhargaannya apabila hadiah-hadiah tersebut terlalu sering didapatkan. Seperti yang dipaparkan di dalam Salim (2008:52)
“Semakin sering seseorang menerima hadiah-hadiah khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang berharga nilai setiap unit hadiah berikutnya baginya.”
Dalam hal ini Homans memberi gambaran dua konsep penting lainnya yaitu harga dan keuntungan. Harga setiap perilaku diartikan sebagai hadiah yang hilang karena tidak jadi melakukan serangkaian perbuatan yang direncanakan. Keuntungan dalam pertukaran sosial dapat dilihat sebagai sejumlah hadiah yang lebih besar yang didapatkan atas harga yang dikorbankan. Hal ini menyebabkan Homans merangkai kembali proposisi kerugian-kejemuan yaitu, semakin besar keuntungan yang diterima seseorang sebagai hasil tindakannya, semakin besar kemungkinan ia melaksanakan tindakan itu.



2.2.5    Proposisi Persetujuan-Agresi (The Agression-Approval Proposition)
Di dalam proposisi persetujuan-agresi dijelaskan bahwa seseorang akan melakukan tindakan agresif apabila hadiah yang ia terima dalam melakukan suatu tindakan tidak seperti apa yang ia harapkan. Begitupun jika hukuman yang ia dapatkan akibat dari melakukan suatu tindakan terlalu berat maka, orang tersebut juga bisa melakukan suatu tindakan agresif. Seperti yang dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:365).
“Proposisi A: Bila tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah; besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif dan akibatnya tindakan demikian semakin bernilai baginya.”
Sebagai ilustrasi mengenai proposisi persetujuan-agresi masi kita simak rangkaian cerita berikut. Seorang anak sekolah dasar telah berhasil mencapai peringkat pertama di kelasnya. Namun pencapaian anak tersebut hanya diberi hadiah berupa ucapan selamat dari orang tuanya, sedangkan anak tersebut mengharapkan hadiah yang lebih. Maka, besar kemungkinan anak tersebut akan melakukan tindakan agresi untuk menuntut hadiah yang ia inginkan dari orang tuanya.
Dalam contoh lain terdapat seorang anak yang melakukan perilaku menyimpang yaitu mencontek. Atas perbuatan yang ia lakukan, orang tua anak tersebut memberi hukuman berupa tidak diberi uang jajan. Karena anak tersebut merasa hukuman yang diberikan oleh orang tuanya terlalu berlebihan maka, anak tersebut melakukan tindakan agresif supaya orang tuanya membatalkan hukuman tersebut.
Di dalam proposisi persetujuan-agresi kita akan mendapati adanya konsep frustasi dan marah dalam karya Homans karena ternyata konsep itu mengacu kepada keadaan mental. Seperti yang dinyatakan oleh Homans dalam Ritzer (2004:366).
“Bila seseorang tak mendapatkan apa yang ia harapkan, ia dikatakan menjadi kecewa, frustasi. Pengamat behaviorisme yang mempertahankan kemurnian bahasa, sama sekali takkan mengacu pada...keadaan mental.”
Selanjutnya Homans menyatakan bahwa frustasi terhadap harapan seperti itu, tak selalu sekedar mengacu pada keadaan internal. Kekecewaan bisa pula mengacu pada semua kejadian eksternal, yang tidak sekedar dapat diamati oleh seseorang, namun bisa pula diamati oleh orang lain.

2.2.6    Proposisi Rasionalitas (The Rationality Propotition)
Penjelasan mengenai proposisi Rasionalitas berkaitan dengan tindakan alternatif yang akan dipilih seseorang apabila akan melakukan suatu tindakan. Sebagaimana dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:366);
“Dalam memilih di antara berbagai tindakan alternatif, seseorang akan memilih satu di antaranya yang ia anggap saat itu memiliki value (V), sebagai hasil dikalikan dengan probabilitas (p), untuk mendapatkan hasil, yang lebih besar.”
Proposisi sebelumnya sangat dipengaruhi oleh behaviorisme sedangkan proposisi rasionalitas amat jelas dipengaruhi oleh teori pilihan rasional. Menurut istilah ekonomi, aktor yang bertindak sesuai dengan proposisi rasionalitas adalah yang memaksimalkan kemampuannya.
Pada dasarnya orang meneliti dan membuat suatu kesimpulan mengenai berbagai alternatif tindakan yang terbuka buat mereka. Mereka membanding-bandingkan jumlah hadiah yang berkaitan dengan setiap bagian tindakan. Mereka pun memperhitungkan kemungkinan hadiah yang benar-benar akan mereka terima. Hadiah yang bernilai tinggi akan diturunkan nilainya jika aktor mengira bahwa mereka tak mungkin mencapainya. Sebaliknya, hadiah yang bernilai rendah akan ditingkatkan jika aktor membayangkan hadiah itu dapat dicapai dengan mudah. Jadi, ada interaksi antara nilai dari hadiah yang sangat bernilai dan yang tak mungkin dicapai.
Homans menghubungkan proposisi rasionalitas dengan proposisi kesuksesan, dorongan, dan nilai. Proposisi rasionalitas menerangkan kepada kita bahwa apakah orang-orang akan melakukan tindakan atau tidak tergantung pada persepsi mereka mengenai peluang sukses. Persepsi mengenai apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh kesusksesan di masa lalu. Proposisi rasionalitas juga tak menjelaskan kepada kita mengapa seorang aktor menilai satu hadiah tertentu lebih daripada hadiah yang lain. Untuk penjelasan ini kita memerlukan proposisi nilai. Dalam semua yang disebutkan di atas, Homans menghubungkan prinsip rasionalnya dengan persepsi behavioristiknya.

2.3       Dinamika Perilaku Kelompok Kecil
Homans menyadari bahwa banyak konsep sosiologi seperti struktur sosial, sistem sosial, instotusi sosial, peran, kebudayaan dan status adalah gejala yang sukar dibuktikan. Untuk membenarkan teorinya, Homans memilih analisisnya kepada kelompok-kelompok kecil yang ada karena kelompok kecil merupakan satuan dasar yang terdapat dalam seluruh satuan sosial dan satuan budaya (yang merembes sebagai pengalaman manusia). Keuntungan lain adalah dengan mengamati kelompok kecil, peneliti dapat dengan mudah menggambarkan pengamatannya dalam istilah-istilah yang dekat dengan pengamatan empiris. Homans memiliki beberapa konsep untuk menggambarkan kelompo kecil, sebagaimana yang diungkapkan oleh Johnson (1990:61)
Tiga konsep utama yang digunakan oleh Homans untuk menggambarkan kelompok kecil: (kegiatan), (2) interaksi, (3) perasaan (sentiment). Definisi-definisinya erat dengan definisi-definisi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu dan kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan merek. Interaksi adalah kegiatan apa saja yang merangsang dan dirangsang oleh kegiatan yang lain. Individu atau kelompok dapat dapat dibandingkan menurut frekuensi interaksi. Perasaan sebagai suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukan suatu keadaan internal.
Jika diperluas ke suatu sistem yang lebih besar, tipe sistem pertukaran ini akan nampak cocok dengan suatu organisasi sosial yang menyeluruh yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang berdikari, suku-suku bangsa atau komunitas lokal
Berlawanan dengan pertukaran langsung, pertukaran tidak langsung menyumbang pada integrasi dan solidaritas kelompok-kelompok yang lebih besar dengan cara yang jauh lebih efektif. Sebaliknya, kepentingan masing-masing pihak akan tercakup dalam keseluruhan bekerja suatu sistem . sintem serupa itu dapat berfungsi hanya jika masing-masing pihak rela memberikan sumbangan tanpa memperhitungkan balasan keuntungan pada waktu itu juga.

2.4       Dasar-Dasar Psikologis Bagi Transaksi Pertukaran
Homans mengambil dasar teori pertukaran dari landasan konsepsi yang diambil dari psikologi perilaku dan ekonomi dasar.
Dasar dari psikologi perilaku dibentuk oleh hal-hal yang memperkuat atau memberikannya dukungan yang bebeda-beda sehingga kondisi perilaku sebenarnya dapat dibentuk berdasarkan stimulus yang berbeda-beda. Dalam pendekatan ekonomi dasar diketahui bahwa konsep-konsep yang digunakan ialah konsep biaya (cost), imbalan (reward) dan keuntungan (profit). Manusia sebagai makhluk ekonomi akan selalu terlibat dan memilih alternatif-alternatif dengan pilihan yang mencerminkan biaya, imbalan atau keuntungan yang diharapkan yang berhubungan dengan garis-garis perilaku alternatif itu.
Deprivasi dan kepuasan berhubungan secara timbal balik, sebagaimana yang dikembangkan oleh Homans dalam Johnson (1990:66). Deprivasi dan kepuasan (satiation), investasi dan keadilan distributif merupankan konsep-konsep dasar dalam proporsi.
Devrivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima reward tertentu; kepuasan adalah kuantitas dan reward yang cukup besar memuaskan seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu untuk sementara waktu tidak diingikan lagi.
Gelombang  teori konstruksi yang dikemukakan oleh Merton tahun 1949 diikuti oleh George C. Homans tahun 1950. Ia adalah seorang yang baru membangun teori “fungsional”. Karena ketelitiannya, tidak diragukan bila dia membuat pernyataan mengenai teori fungsional.
Membedakan fungsi analisis seharusnya menggunakan pendekatan konsep sistem sebagai hal utama terhadap analisis sosiologi. Syarat pertama dari analisis yang dapat dipercaya adalah menerangkan pendefinisian dari sebuah sistem. Tidak ada sesuatu pun yang membuat fungsi analisis cepat atau lengkap yang menyatakan sebuah sistem. Ketika seseorang memisahkan sistem, maka tugas berikutnya adalah mengenali komponen. Setelah komponen-komponen itu dikenali, lalu menghubungkan komponen itu kepada hal utama.
Sistem yang dipertimbangkan dikenalkan oleh Homans sebagai kelompok, dia tidak ragu lagi memperluas keadaan seluruh kota Hilltown. Dia sama-sama menjelaskan mengenai elemen-elemen ke dalam sebuah sistem yang dapat dianalisis.
Norma tanda kelakuan yang digunakan secara sadar atau tidak sadar oleh kelompok. Kelompok didefinisikan sebagai orang banyak yang berinteraksi, aktivitas interakasi dan perasaan anggota, sama-sama menghubungkan elemen-elemen ini bilamana kelompok itu membentuk sistem sosial. Jika seseorang mengatur berbagai macam organisasi secara keseluruhan dari sistem termodinamis, seperti kopi panas didalam botol termos, terhadap sistem tubuh manusia, dalam sekala sistem “organisasi sosial” yang terletak di tengah-tengah. Kelompok sebagai sistem sosial pertama membentuk sebuah sistem yang luas, dibutuhkan oleh kelompok dan keadaan lingkungan. Lingkungan dikatakan jelek apabila memiliki 3 faktor utama: (1) Fisik; (2) teknik; dan (3) Sosial. Sistem luar dikatakan demikian karena keadaan lingkungan.
Homans tidak hanya menerangkan sistem kelompok dan eksternal dan sistem internal dan kajian terhadap analisis sistem aktivitas, perasaan, interaksi, norma-norma di sana juga ia menerangkan hubungan yang saling ketergantungan antara elemen-elemen sistem eksternal. Hasil akhir penjelasan Homans mengenai bagian-bagian tanpa yang besar dari hubungan antara elemen-elemen dasar kegiatan.
Ketergantungan timbal balik dari dalam dan sentiment. Seringnya orang berinteraksi, perasaan pertemuan satu sama lain di antara mereka lebih kuat (kecuali masalah yang berlawanan).
Perasaan dan aktivitas, seseorang itu akan yang merasakan perasaan terhadap orang lain, maka perasaan orang diekspresikan melalui aktivitas setelah ia bekerja (awal waktu, akhir waktu).
Aktivitas dan interaksi, seseorang yang sering berinteraksi dengan orang lain melalui aktivitas dengan orang lain yang kurang berinteraksi. Penelitian Homans didasarkan pada peralatan perusahaan, kekuasaan, masalah serius, wakil konflik perpindahan sistem dari eksternal ke internal dan kembali lagi sistem eksternal. Ada juga sistem eksternal yang kurang berperan di dalam bagian-bagian kelompok. Dalam keadaan seperti ini peningkatan penambahan penduduk tidak dapat dikatakan meningkatkan pengaturan dan pengawasan ketika dua kelompok bekerja tanpa ada wewenang, maka akan terjadi kehancuran. Konflik timbul karena tidak ada susunan hubungan yang tetap, maka di sinilah peranan pemimpin berperan sebagai penentu hubungan.

3.      Simpulan
George Casper Homans merupakan salah seorang tokoh sosiolog moder yang mengamukakan suatu teori yaitu teori pertukaran sosial. Homans adalah akademisi Harvard yang cukup dikenal.
Dalam memaparkan teori psertukaran sosial, Homans menjelaskannya melalui proposisi-proposisi yang dibuatnya. Proposisi-proposisi itu merupakan proposisi yang berlandaskan dari konsep-konsep psikologi. Adapun proposisi-proposisi itu adalah; pertama, proposisi sukses yang menyatakan bahwa dalam semua tindakan yang dilakukan oleh manusia, semakin sering tindakan khusus seseorang dihargai dengan hadiah, semakin besar kemungkinan orang tersebut mengulangi tindakan itu.
Yang kedua adalah proposisi pendorong, menyatakan bahwa bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan tertentu telah menyebabkan tindakan-tindakan orang dihargai di masa lalu, makin besar kemungkinan seseorang melakukan tindakan serupa.
Ketiga, proposisi nilai. Proposisi nilai menyatakan bahwa semakin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu.
Keempat, proposisi deprivasi-kejemuan. Proposisi ini menyatakan bahwa makin sering seseorang menerima hadiah-hadiah di masa lalu yang dekat, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu.
Kelima, proposisi persetujan agresi. Proposisi ini menyatakan bahwa bila tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang dia harapkan, maka besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif.
Keenam, proposisi rasionalitas. Proposisi ini adalah proposisi tentang alternatif tindakan yang dipilih seseorang yang dirasa menguntungkan bagi dirinya




DAFTAR PUSTAKA
Dari buku:
Johnson, D. P. (1990). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ritzer, George & Godman, Douglas. (2004). Teori Sosiologi Modern. Prenada Media, Jakarta.
Salim, Agus. (2008). Pengantar Sosiologi Mikro. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dari Internet:
Ferdian, R. (2011). Teori Pertukaran Sosial. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [1 Maret 2016].
Munandar, Imam. (2015). Teori Perubahan Perilaku George Casper Homans. [Online]. Tersedia: http://imam2992.blogspot.co.id/2015/08/teori-perubahan-perilaku-george-casper.html. [1 Maret 2016].


Komentar

Postingan Populer