TEORI PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPER HOMANS
1.
Pengantar
Sebelum mengenal
lebih jauh teori pertukaran sosial menurut George Casper Homans ada baiknya
terlebih dahulu kita mengenal lebih jauh apa itu teori pertukaran sosial secara
umum. Menurut Ferdian (2011).
“Teori perukaran
sosial adalah suatu teori dalam ilmu sosial yang mengemukakan bahwa pada hubungan
atau interaksi sosial akan terdapat cost atau harga dan reward atau ganjaran
yang akan menimbulkan ketergantungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam
hubungan sosial tersebut.”
Hal ini dapat kita lihat dalam hubungan sosial kita dalam lingkup
pertemanan. Seorang manusia yang memiliki sahabat akan selalu berusaha mambantu
sahabatnya jika sahabatnya sedang kesusahan dan begitupun sebaliknya. Dari
contoh ini dapat kita lihat bahwa dalam suatu hubungan sosial ada cost atau
harga yang kita bayar berupa pengorbanan dan ada pula reward atau ganjaran yang
kita dapat berupa kesetiaan dalam pertemanan.
Pada awalnya George C. Homans tidak memusatkan perhatiannya pada pertukaran
sosial dalam melakukan pendekatannya kepada masyarakat karena pada mulanya ia
memusatkan perhatian pada “pendekatan fungsionalisme structural”.
Pendekatan fungsionalisme structural mempunyai arti yang sangat penting karena
mampu memberi masukan terhadap teori sosiologi. Terutama dalam hubungannya
dengan struktur, proses dan fungsi kelompok seperti yang tercantum dalam
bukunya yang berjudul “The Human Group”. Menurutnya pendapatnya analisis
fungsionalisme struktural mempunyai manfaat untuk menemukan dan memeberikan
uaraian. Akan tetapi hal tersebut memeberikan penjelasan. Kemudian, berhubung
pendekatan fungsionalisme struktural itu tidak dapat menjelaskan berbagai macam
hal, maka menurut pendapatnya dianggap sebagai suatu kegagalan.
Homans lebih memfokuskan teori pertukaran sosial dengan prinsip
psikologis dari pada dengan prinsip sosiologis. Menurut Homans inti teori
pertukaran itu terletak pada serangkaian proposisi fundamental. Homans
mengemukakan bahwa serangkaian proposisi fundamental itu berdasarkan prinsip
psikologis. Seperti yang diungkapkan dalam Ritzer (2004:358-359).
Menurut Homans proposisi itu bersifat psikologis karena dua alasan.
Pertama “proposisi itu biasanya dinyatakan dan diuji secara empiris oleh orang
yang menyebut dirinya sendiri psikolog”. Kedua, dan yang lebih penting,
proposisi itu bersifat psikologis karena menerangkan fenomena individu dalam
masyarakat: “proposisi itu lebih mengenai perilaku manusia individual daripada
kelompok atau masyarakat”.
Meskipun Homans lebih menekankan teori pertukaran sosial berdasarkan
prinsip psikologis, namun yang dimaksud Homans bukanlah hubungan sosial antar
individu yang terisolasi. Homans ingin memberi kita pemahaman mengenai perilaku
sosial dengan prinsip-prinsip psikologis. Homans bersikukuh bahwa akibat dari
hubungan sosial itu lebih banyak berasal dari manusia dibandingan dari
lingkungan fisik.
Adapun proposisi-proposisi yang dibangun Homans yaitu; proposisi sukses,
proposisi pendorong, proposisi nilai, proposisi deprivasi-kejemuan, proposisi
persetujuan-agresi, dan proposisi rasionalitas.
2.
Isi
2.1 Biografi George Casper Homans
George Casper Homans (lahir di Boston , Massachusetts , 11 Agustus 1910
dan meninggal di Cambridge, Massachusetts , 29 Mei 1989, usia 78) adalah
seorang sosiolog Amerika, pendiri sosiologi perilaku dan teori pertukaran.
Homans terkenal karena penelitiannya dalam perilaku sosial dan karya-karyanya,
termasuk Human Group, Sosial Behavior: Its Elementary Forms, teori pertukaran
dan berbagai proposisi ia ditegakkan untuk lebih menjelaskan perilaku sosial.
Dalam sosiologi dan psikologi sosial , Homans dianggap sebagai salah satu
teori sosiologis utama pada periode dari tahun 1950 hingga 1970-an. Homans
merupakan salah seorang sosiolog yang sangat menginspirasi, sebagaimana
dinyatakan oleh Munandar (2015).
“George Homans melanjutkan
pendidikan di St. Paulus di Concord, New Hampshire dari tahun 1923-1928. homans
terpilih sebagai doktor muda di sosiologi Harvard (1934-1939). Selain
mengajar sosiologi, ia juga mendapat anugerah guru besar sosiologi. Homans
akhirnya pensiun pada tahun 1980.”
Masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan luas konsentrasi dalam
bahasa Inggris dan sastra Amerika . Dengan tinggal di lingkungan di mana orang
sangat menyadari hubungan sosial, Homans menjadi tertarik pada sosiologi. Dari
tahun 1934 sampai 1939 ia adalah seorang Junior Fellow dari Masyarakat
terbentuk baru penerima beasiswa di Harvard, melakukan berbagai studi di
berbagai bidang, termasuk sosiologi , psikologi dan sejarah.
Pengaruh penting pada sudut pandang Homans adalah Joseph Lawrence
Henderson, seorang ahli biokimia dan sosiolog yang percaya bahwa semua ilmu
harus didasarkan pada seperangkat terpadu dan metodologis prinsip-prinsip
teoritis. Homans, tanpa pekerjaan dan tidak ada hubungannya, menghadiri seminar
Henderson di Harvard satu hari dan langsung diambil oleh kuliahnya. Akibatnya,
Homans bergabung dengan kelompok diskusi di Harvard disebut Circle Pareto, yang
dipimpin oleh Henderson dan terinspirasi oleh karya Vilfredo Pareto. Henderson
sering dibahas Vilfredo Pareto di ruang kuliah.Pareto adalah seorang sosiolog
yang prihatin dengan distribusi ekonomi. Teman-teori Pareto dan Henderson
ceramah dipengaruhi pertama buku Homans, ditulis bersama dengan Circle sesama
anggota Charles P. Curtis, yang disebut An Introduction to Pareto.
Pada 1939 ia menjadi anggota Fakultas Harvard, sebuah afiliasi seumur
hidup di mana ia mengajar sosiologi maupun sejarah abad pertengahan . Ajaran
ini membawa dia di kontak dengan karya-karya baru dalam sosiologi industri dan
terkena karya antropolog fungsional. Dia adalah seorang instruktur sosiologi
hingga 1941 ketika ia meninggalkan untuk melayani Angkatan Laut Amerika Serikat
untuk mendukung perang. Setelah empat tahun lagi, ia kembali ke Boston dan
terus mengajar sebagai seorang profesor 1946-1953, dan seorang profesor
sosiologi setelah 1953. Ia kemudian menjadi dosen tamu di University of
Manchester pada tahun 1953, di Cambridge University 1955-1956, dan di
University of Kent pada tahun 1967. Berdasarkan kemudian teoritis tulisannya,
menjadi seorang mayor teori dan tahun 1964 terpilih menjadi Presiden Asosiasi
Sosiologi Amerika . Ia pensiun mengajar di tahun 1970.
2.2 Teori Pertukaran George Casper Homans
Teori pertukaran Homans dipaparkan untuk menjelaskan perilaku
individu-individu dalam kelompok yang berlawanan dengan hanya sekedar
menggambarkanya. Banyak ide-ide dasar dalam karyanya menggambarkan serangannya
terhadap interpretasi Levi Strauss mengenai kebiasaan-kebiasaan perkawinan
dalam masyarakat primitif dan memberikan interpretasi alternatifnya. Homans
menolak tipe penjelasan fungsional. Bagi dia memperlihatkan bahwa suatu pola
tertentu itu bersifat menguntungkan masyarakat bukan untuk menjelaskan mengapa
orang itu menyesuaikan tindakannya dengan pola itu. Homans mengemukakan bahwa
pola-pola pertukaran harus dianalisa menurut motif-motif dan perasaan mereka
yang terllibat dalam transaksi itu.
Prinsip dasar dari teori pertukaran George
Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung – rugi.
Dunia psikologi manusia sangat berhubungan dengan teori pertukaran dari
Homans. Lebih tepatnya bahwa Homans melihat akar dari teori pertukaran adalah
behaviorisme yang berpengaruh langsung terhadap sosiologi perilaku. Homans
mendasarkan teori pertukaran ini dalam berbagai proporsisi yang fundamental.
Meski beberapa proporsisinya menerangkan setidaknya dua individu yang
berinteraksi, namun ia dengan sangat hati-hati menunjukan bahwa proporsisi itu
berdasarkan prinsip psikologis.
2.2.1 Proposisi Sukses
Proposisi pertama
yang dipaparkan oleh Homans adalah proposisi sukses. Di dalam proposisi sukses
dijelaskan hal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan adalah
karena adanya hadiah yang didapat akibat dari melakukan tindakan tersebut,
sebagaimana dipaparkan dalam Salim (2008:52).
“Proposisi sukses
menyatakan bahwa dalam semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, semakin
sering tindakan khusus seseorang dihargai dengan hadiah, semakin besar
kemungkinan orang tersebut melakukan tindakan khusus itu. “
Ada beberapa hal yang ditetapkan
oleh Homans terkait dengan proposisi sukses. Pertama, benar pada umumnya apabila seseorang menerima hadiah atas
tsuatu tindakan tertentu, maka akan semakin sering orang tersebut melakukan
tindakan yang sama. Namun hal tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa batas
karena ada saatnya orang tersebut merasa jenuh. Kedua, semakin singkat jarak waktu antara melakukan suatu perilaku
dan mendapatkan hadiah, makin besar kemungkinan seseorang mengulangi perilaku
tersebut. Sebaliknya, semangit lama jarak waktu antara melakukan perbuatan dan
mendapatkan hadiah, semakin kecil kemungkina seseorang mengulangi perilaku
tersebut. Ketiga, menurut Homans,
pemberian hadiah secara intensif lebih kecil kemungkinan bagi seseorang untuk
melakukan suatu pengulangan perbuatan dibanding dengan mendapat hadiah yang
teratur. Karena hadiah yang diberikan secara rutin akan menimbulkan kejenuhan
bagi individu.
2.2.2 Proposisi Pendorong (The
Stimulus Proposition)
Proposisi pendorong
adalah proposisi yang menjelaskan apa yang menyebabkan seseorang melakukan
tindakan adalah adalah adanya dorongan dari masa lalu. Seperti yang dipaparkan
Homans dalam Ritzer (2004:364).
“Bila dalam
kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah
menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, maka makin serupa dorongan kini
dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan
serupa.”
Dalam proposisi pendorong Homans memberikan suatu contoh yang sangat
sederhana, yaitu: “Pemancing yang melemparkan kailnya ke dalam kolam yang keruh
dan berhasil mendapatkan seekor ikan, akan lebih suka memancing di kolam yang
keruh kembali” (2004: 364).
Terkait dengan proposisi pendorong Homans memiliki ketertarikan pada
proses generalisasi dalam arti kecenderungan memperluas suatu perilaku yang
sama. Pendorong disini erat kaitannya dengan kejadian di masa lampau yang akan
berdampak pada masa sekarang bilamana situasinya serupa. Oleh sebab itu
dorongan untuk melakukan perbuatan yang serupa akan semakin besar.
Maksud dari memperluas suatu perilaku di sini adalah, karena seseorang
berhasil memancing ikan dalam kolam yang keruh maka, bisa saja pemancing
tersebut mengembangkan cara memancing yang lain. Sehingga, cara memancing
pemancing tersebut tidak melulu dengan cara yang sama.
2.2.3 Proposisi Nilai (The
Value Proposition)
Proposisi nilai
adalah proposisi dalam teori pertukaran sosial Homans yang menjelaskan bahwa
suatu tindakan seseorang dapat terjadi karena adanya suatu hadiah yang bernilai
bagi orang tersebut. Seperti yang dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:364). Makin
tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia
melakukan itu.
Yang dimaksud oleh
Homans di sini adalah, ketika seseorang melakukan suatu perbuatan dan ia
mendapatkan reward atau ganjaran yang
memiliki nilai tersendiri untuk dirinya maka, semakin besar kemungkinan orang
tersebut melakukan suatu tindakan. Namun apabila reward atau ganjaran yang diberikan tidak memiliki nilai tersendiri
bagi orang tersebut maka, kecil kemungkinan orang tersebut melakukan perbuatan
yang sama.
Dalam proposisi
nilai, Homans memperkenalkan konsep hadiah dan hukuman. Hadiah merupakan
sesuatu yang dinilai positif; semakin tinggi nilai hadiah, semakin besar pula
keinginan seseorang melakukan perbuatan yang diinginkan. Sedangkan hukuman
adalah tindakan yang memiliki nilai negatif; semakin tinggi nilai suatu hukuman
maka semakin kecil pula kemungkinan seseorang melakukan perbuatan yang tak
diinginkan. Homans mendapati bahwa hukuman adalah suatu hal yang tidak efisien
guna membujuk seseorang mengubah perilaku mereka sebab manusia bisa bereaksi
terhadap hukuman dengan cara yang tidak diinginkan. Sebetulnya jauh lebih baik
bila tidak memberikan hadiah apapun terhadap perilaku yang tidak diharapkan,
dengan demikian perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat dihentikan.
Hadiah akan lebih disukai dan diterima, akan tetapi persediaannya bisa jadi
sangat terbatas. Homans memaparkan bahwa teorinya bukanlah merupakan suatu
teori hedonitis, karena hadiah yang dia maksud di sini bukan hanya berupa
materi, namun bisa juga berupa altruistis (suatu sifat yang mementingkan
kepentingan orang lain, misal membantu orang lain yang kesusahan).
2.2.4 Proposisi Deprivasi-Kejemuan (The Deprivation-Satiation Proposition)
Proposisi deprivasi-kejemuan
menjelaskan bahwa hadiah-hadiah yang diterima oleh seseorang dalam melakukan
tindakan, akan berkurang nilai keberhargaannya apabila hadiah-hadiah tersebut
terlalu sering didapatkan. Seperti yang dipaparkan di dalam Salim (2008:52)
“Semakin sering
seseorang menerima hadiah-hadiah khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang
berharga nilai setiap unit hadiah berikutnya baginya.”
Dalam hal ini Homans memberi gambaran dua konsep penting lainnya yaitu
harga dan keuntungan. Harga setiap perilaku diartikan sebagai hadiah yang
hilang karena tidak jadi melakukan serangkaian perbuatan yang direncanakan.
Keuntungan dalam pertukaran sosial dapat dilihat sebagai sejumlah hadiah yang
lebih besar yang didapatkan atas harga yang dikorbankan. Hal ini menyebabkan
Homans merangkai kembali proposisi kerugian-kejemuan yaitu, semakin besar
keuntungan yang diterima seseorang sebagai hasil tindakannya, semakin besar
kemungkinan ia melaksanakan tindakan itu.
2.2.5 Proposisi Persetujuan-Agresi (The Agression-Approval Proposition)
Di dalam proposisi
persetujuan-agresi dijelaskan bahwa seseorang akan melakukan tindakan agresif
apabila hadiah yang ia terima dalam melakukan suatu tindakan tidak seperti apa
yang ia harapkan. Begitupun jika hukuman yang ia dapatkan akibat dari melakukan
suatu tindakan terlalu berat maka, orang tersebut juga bisa melakukan suatu
tindakan agresif. Seperti yang dipaparkan Homans dalam Ritzer (2004:365).
“Proposisi A: Bila tindakan orang tak
mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia
harapkan, ia akan marah; besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif
dan akibatnya tindakan demikian semakin bernilai baginya.”
Sebagai ilustrasi mengenai proposisi persetujuan-agresi masi kita simak
rangkaian cerita berikut. Seorang anak sekolah dasar telah berhasil mencapai
peringkat pertama di kelasnya. Namun pencapaian anak tersebut hanya diberi
hadiah berupa ucapan selamat dari orang tuanya, sedangkan anak tersebut
mengharapkan hadiah yang lebih. Maka, besar kemungkinan anak tersebut akan
melakukan tindakan agresi untuk menuntut hadiah yang ia inginkan dari orang
tuanya.
Dalam contoh lain terdapat seorang anak yang melakukan perilaku
menyimpang yaitu mencontek. Atas perbuatan yang ia lakukan, orang tua anak
tersebut memberi hukuman berupa tidak diberi uang jajan. Karena anak tersebut
merasa hukuman yang diberikan oleh orang tuanya terlalu berlebihan maka, anak
tersebut melakukan tindakan agresif supaya orang tuanya membatalkan hukuman
tersebut.
Di dalam proposisi persetujuan-agresi kita akan mendapati adanya konsep
frustasi dan marah dalam karya Homans karena ternyata konsep itu mengacu kepada
keadaan mental. Seperti yang dinyatakan oleh Homans dalam Ritzer (2004:366).
“Bila seseorang tak
mendapatkan apa yang ia harapkan, ia dikatakan menjadi kecewa, frustasi.
Pengamat behaviorisme yang mempertahankan kemurnian bahasa, sama sekali takkan
mengacu pada...keadaan mental.”
Selanjutnya Homans menyatakan bahwa frustasi terhadap harapan seperti
itu, tak selalu sekedar mengacu pada keadaan internal. Kekecewaan bisa pula
mengacu pada semua kejadian eksternal, yang tidak sekedar dapat diamati oleh seseorang,
namun bisa pula diamati oleh orang lain.
2.2.6 Proposisi Rasionalitas (The Rationality Propotition)
Penjelasan mengenai
proposisi Rasionalitas berkaitan dengan tindakan alternatif yang akan dipilih
seseorang apabila akan melakukan suatu tindakan. Sebagaimana dipaparkan Homans
dalam Ritzer (2004:366);
“Dalam memilih di
antara berbagai tindakan alternatif, seseorang akan memilih satu di antaranya
yang ia anggap saat itu memiliki value
(V), sebagai hasil dikalikan dengan probabilitas (p), untuk mendapatkan hasil,
yang lebih besar.”
Proposisi sebelumnya sangat dipengaruhi oleh behaviorisme sedangkan
proposisi rasionalitas amat jelas dipengaruhi oleh teori pilihan rasional.
Menurut istilah ekonomi, aktor yang bertindak sesuai dengan proposisi
rasionalitas adalah yang memaksimalkan kemampuannya.
Pada dasarnya orang meneliti dan membuat suatu kesimpulan mengenai
berbagai alternatif tindakan yang terbuka buat mereka. Mereka
membanding-bandingkan jumlah hadiah yang berkaitan dengan setiap bagian
tindakan. Mereka pun memperhitungkan kemungkinan hadiah yang benar-benar akan
mereka terima. Hadiah yang bernilai tinggi akan diturunkan nilainya jika aktor
mengira bahwa mereka tak mungkin mencapainya. Sebaliknya, hadiah yang bernilai
rendah akan ditingkatkan jika aktor membayangkan hadiah itu dapat dicapai dengan
mudah. Jadi, ada interaksi antara nilai dari hadiah yang sangat bernilai dan
yang tak mungkin dicapai.
Homans menghubungkan proposisi rasionalitas dengan proposisi kesuksesan,
dorongan, dan nilai. Proposisi rasionalitas menerangkan kepada kita bahwa apakah
orang-orang akan melakukan tindakan atau tidak tergantung pada persepsi mereka
mengenai peluang sukses. Persepsi mengenai apakah peluang sukses tinggi atau
rendah ditentukan oleh kesusksesan di masa lalu. Proposisi rasionalitas juga
tak menjelaskan kepada kita mengapa seorang aktor menilai satu hadiah tertentu
lebih daripada hadiah yang lain. Untuk penjelasan ini kita memerlukan proposisi
nilai. Dalam semua yang disebutkan di atas, Homans menghubungkan prinsip
rasionalnya dengan persepsi behavioristiknya.
2.3 Dinamika Perilaku Kelompok Kecil
Homans
menyadari bahwa banyak konsep sosiologi seperti struktur sosial, sistem sosial,
instotusi sosial, peran, kebudayaan dan status adalah gejala yang sukar
dibuktikan. Untuk membenarkan teorinya, Homans memilih analisisnya kepada
kelompok-kelompok kecil yang ada karena kelompok kecil merupakan satuan dasar
yang terdapat dalam seluruh satuan sosial dan satuan budaya (yang merembes
sebagai pengalaman manusia). Keuntungan lain adalah dengan mengamati kelompok
kecil, peneliti dapat dengan mudah menggambarkan pengamatannya dalam
istilah-istilah yang dekat dengan pengamatan empiris. Homans memiliki beberapa
konsep untuk menggambarkan kelompo kecil, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Johnson (1990:61)
Tiga konsep utama yang digunakan oleh Homans untuk
menggambarkan kelompok kecil: (kegiatan), (2) interaksi, (3) perasaan
(sentiment). Definisi-definisinya erat dengan definisi-definisi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang
sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus
meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu dan
kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan merek.
Interaksi adalah kegiatan apa saja
yang merangsang dan dirangsang oleh kegiatan yang lain. Individu atau kelompok
dapat dapat dibandingkan menurut frekuensi interaksi. Perasaan sebagai suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang
bersifat perilaku yang menunjukan suatu keadaan internal.
Jika diperluas ke suatu sistem yang lebih besar, tipe
sistem pertukaran ini akan nampak cocok dengan suatu organisasi sosial yang
menyeluruh yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang berdikari, suku-suku
bangsa atau komunitas lokal
Berlawanan dengan pertukaran langsung, pertukaran tidak
langsung menyumbang pada integrasi dan solidaritas kelompok-kelompok yang lebih
besar dengan cara yang jauh lebih efektif. Sebaliknya, kepentingan
masing-masing pihak akan tercakup dalam keseluruhan bekerja suatu sistem .
sintem serupa itu dapat berfungsi hanya jika masing-masing pihak rela
memberikan sumbangan tanpa memperhitungkan balasan keuntungan pada waktu itu
juga.
2.4 Dasar-Dasar Psikologis Bagi Transaksi Pertukaran
Homans
mengambil dasar teori pertukaran dari landasan konsepsi yang diambil dari
psikologi perilaku dan ekonomi dasar.
Dasar dari
psikologi perilaku dibentuk oleh hal-hal yang memperkuat atau memberikannya
dukungan yang bebeda-beda sehingga kondisi perilaku sebenarnya dapat dibentuk
berdasarkan stimulus yang berbeda-beda. Dalam pendekatan ekonomi dasar
diketahui bahwa konsep-konsep yang digunakan ialah konsep biaya (cost), imbalan
(reward) dan keuntungan (profit). Manusia sebagai makhluk ekonomi akan selalu terlibat
dan memilih alternatif-alternatif dengan pilihan yang mencerminkan biaya,
imbalan atau keuntungan yang diharapkan yang berhubungan dengan garis-garis
perilaku alternatif itu.
Deprivasi dan kepuasan
berhubungan secara timbal balik, sebagaimana yang dikembangkan oleh Homans
dalam Johnson (1990:66). Deprivasi dan kepuasan (satiation),
investasi dan keadilan distributif merupankan konsep-konsep dasar dalam
proporsi.
Devrivasi adalah jangka waktu
sejak seseorang itu menerima reward tertentu;
kepuasan adalah kuantitas dan reward yang
cukup besar memuaskan seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu
untuk sementara waktu tidak diingikan lagi.
Gelombang teori konstruksi yang dikemukakan oleh Merton
tahun 1949 diikuti oleh George C. Homans tahun 1950. Ia adalah seorang yang
baru membangun teori “fungsional”. Karena ketelitiannya, tidak diragukan bila
dia membuat pernyataan mengenai teori fungsional.
Membedakan
fungsi analisis seharusnya menggunakan pendekatan konsep sistem sebagai hal
utama terhadap analisis sosiologi. Syarat pertama dari analisis yang dapat
dipercaya adalah menerangkan pendefinisian dari sebuah sistem. Tidak ada
sesuatu pun yang membuat fungsi analisis cepat atau lengkap yang menyatakan
sebuah sistem. Ketika seseorang memisahkan sistem, maka tugas berikutnya adalah
mengenali komponen. Setelah komponen-komponen itu dikenali, lalu menghubungkan
komponen itu kepada hal utama.
Sistem yang
dipertimbangkan dikenalkan oleh Homans sebagai kelompok, dia tidak ragu lagi
memperluas keadaan seluruh kota Hilltown. Dia sama-sama menjelaskan mengenai
elemen-elemen ke dalam sebuah sistem yang dapat dianalisis.
Norma tanda
kelakuan yang digunakan secara sadar atau tidak sadar oleh kelompok. Kelompok
didefinisikan sebagai orang banyak yang berinteraksi, aktivitas interakasi dan
perasaan anggota, sama-sama menghubungkan elemen-elemen ini bilamana kelompok
itu membentuk sistem sosial. Jika seseorang mengatur berbagai macam organisasi
secara keseluruhan dari sistem termodinamis, seperti kopi panas didalam botol
termos, terhadap sistem tubuh manusia, dalam sekala sistem “organisasi sosial”
yang terletak di tengah-tengah. Kelompok sebagai sistem sosial pertama
membentuk sebuah sistem yang luas, dibutuhkan oleh kelompok dan keadaan
lingkungan. Lingkungan dikatakan jelek apabila memiliki 3 faktor utama: (1)
Fisik; (2) teknik; dan (3) Sosial. Sistem luar dikatakan demikian karena
keadaan lingkungan.
Homans tidak
hanya menerangkan sistem kelompok dan eksternal dan sistem internal dan kajian
terhadap analisis sistem aktivitas, perasaan, interaksi, norma-norma di sana
juga ia menerangkan hubungan yang saling ketergantungan antara elemen-elemen
sistem eksternal. Hasil akhir penjelasan Homans mengenai bagian-bagian tanpa
yang besar dari hubungan antara elemen-elemen dasar kegiatan.
Ketergantungan
timbal balik dari dalam dan sentiment. Seringnya orang berinteraksi, perasaan
pertemuan satu sama lain di antara mereka lebih kuat (kecuali masalah yang
berlawanan).
Perasaan dan
aktivitas, seseorang itu akan yang merasakan perasaan terhadap orang lain, maka
perasaan orang diekspresikan melalui aktivitas setelah ia bekerja (awal waktu,
akhir waktu).
Aktivitas
dan interaksi, seseorang yang sering berinteraksi dengan orang lain melalui
aktivitas dengan orang lain yang kurang berinteraksi. Penelitian Homans
didasarkan pada peralatan perusahaan, kekuasaan, masalah serius, wakil konflik
perpindahan sistem dari eksternal ke internal dan kembali lagi sistem
eksternal. Ada juga sistem eksternal yang kurang berperan di dalam
bagian-bagian kelompok. Dalam keadaan seperti ini peningkatan penambahan
penduduk tidak dapat dikatakan meningkatkan pengaturan dan pengawasan ketika
dua kelompok bekerja tanpa ada wewenang, maka akan terjadi kehancuran. Konflik
timbul karena tidak ada susunan hubungan yang tetap, maka di sinilah peranan
pemimpin berperan sebagai penentu hubungan.
3.
Simpulan
George Casper Homans merupakan salah seorang tokoh sosiolog moder yang
mengamukakan suatu teori yaitu teori pertukaran sosial. Homans adalah akademisi
Harvard yang cukup dikenal.
Dalam memaparkan teori
psertukaran sosial, Homans menjelaskannya melalui proposisi-proposisi yang
dibuatnya. Proposisi-proposisi itu merupakan proposisi yang berlandaskan dari
konsep-konsep psikologi. Adapun proposisi-proposisi itu adalah; pertama,
proposisi sukses yang menyatakan bahwa dalam semua tindakan yang dilakukan oleh
manusia, semakin sering tindakan khusus seseorang dihargai dengan hadiah,
semakin besar kemungkinan orang tersebut mengulangi tindakan itu.
Yang kedua adalah proposisi pendorong, menyatakan bahwa bila dalam kejadian
di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan tertentu telah
menyebabkan tindakan-tindakan orang dihargai di masa lalu, makin besar
kemungkinan seseorang melakukan tindakan serupa.
Ketiga, proposisi nilai. Proposisi nilai menyatakan bahwa semakin tinggi
nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia
melakukan tindakan itu.
Keempat, proposisi deprivasi-kejemuan. Proposisi ini menyatakan bahwa makin
sering seseorang menerima hadiah-hadiah di masa lalu yang dekat, makin besar
kemungkinan ia melakukan tindakan itu.
Kelima, proposisi persetujan agresi. Proposisi ini menyatakan bahwa bila
tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang dia harapkan, maka besar kemungkinan
ia akan melakukan tindakan agresif.
Keenam, proposisi rasionalitas. Proposisi ini adalah proposisi tentang alternatif
tindakan yang dipilih seseorang yang dirasa menguntungkan bagi dirinya
DAFTAR PUSTAKA
Dari buku:
Johnson, D.
P. (1990). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ritzer,
George & Godman, Douglas. (2004). Teori Sosiologi Modern. Prenada Media,
Jakarta.
Salim,
Agus. (2008). Pengantar Sosiologi Mikro. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dari Internet:
Ferdian, R. (2011). Teori Pertukaran Sosial. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not
valid.. [1 Maret 2016].
Munandar,
Imam. (2015). Teori Perubahan Perilaku George Casper Homans. [Online]. Tersedia: http://imam2992.blogspot.co.id/2015/08/teori-perubahan-perilaku-george-casper.html.
[1 Maret 2016].
Komentar
Posting Komentar